Kamis, 27 November 2014

Dilema Sang Pendatang



               

              Pendatang baru memang sering kita dengar atau kita jumpai di kota-kota besar(metropolitan) Khususnya di Kota Jakarta,pendatang baru selalu saja bermunculan meskipun kota ini sudah dibebani oleh banyak masalah....masalah-masalah yang ada di ibukota seperti macet,banjir,kekerasan,pelecehan atau kriminalitas yang tinggi tidak membuat  gentar pendatang baru yang umumnya dari pedesaan ini untuk datang ke Jakarta.
                Mengapa mereka tetap bersikukuh untuk nekad pergi ke Jakarta atau kota besar lain yang mereka belum tentu bisa sukses di sana ? Memang pertanyaan ini sering kita renungkan,mereka datang intinya hanya untuk mengubah nasib menjadi lebih baik,di desa mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup layak.Mata pencaharaian sebagai seorang peternak atau petani di desa memang tidak menjamin kehidupan mereka,lalu mereka memutuskan untuk pergi mengadu nasib di kota besar,memang keinginan mereka ini tidak dapat dihambat atau dihalangi,karena menjadi hak asasi manusia untuk memperjuangkan hidupnya.
                Apa rencana bagi pendatang baru ketika sudah di kota tempat perantauan ? pendidikan yang rendah dan minim keahlian memang menjadi faktor penghambat bagi para pendatang dalam bersaing dengan orang-orang di kota,selain itu banyaknya pendatang baru yang datang ke kota besar misalnya Jakarta justru menambah keruwetan yang ada di Jakarta,menurut koran Tempo edisi 4 Agustus 2014,di jelaskan bahwa pendatang yang pergi ke Jakarta bertepatan dengan arus balik lebaran mencapai 68 ribu orang,dan sebanyak 60% dari jumlah tersebut akan menetap di Jakarta.Jika dilihat dari data tersebut memang jumlahnya sangat banyak,dan para pendatang umumnya tidak memiliki rencana yang jelas ketika sampai di kota,hal inilah yang menimbulkan pemukiman liar muncul dimana-mana,tingkat kriminalitas semakin tinggi,yang justru menjadi beban bagi pemerintah daerah setempat.
                Apa yang harus dilakukan pemerintah daerah ? Pemda yang menjadi lokasi tujuan para pendatang memang harus bekerja keras,contohnya pemda DKI Jakarta yang secara disiplin melakukan penertiban kepada pendatang,hal ini dilakukan melalui operasi yustisi yang sering dilakukan.Memang tindakan seperti ini terlihat sebagai arogansi pemerintah terhadap pendatang,tapi ini sudah menjadi hak Pemda untuk mengatur masyarakat yang ada dalam lingkup wilayah pemerintahannya,karena pendatang yang tidak mampu berkompetisi hanya akan menjadi penghambat  terwujudnya kota yang bersih dan nyaman.Selain itu,pemerintah juga harus memperhatikan nasib petani dan peternak yang ada di desa,mengingat betapa pentingnya peran mereka dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional,perhatian lebih kepada mereka akan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka dan manfaat jangka panjangnya adalah dapat mengurangi arus pendatang baru di kota-kota besar.

                Bagaimana sikap kita mengenai pendatang baru ini ? Untuk anda yang berstatus sebagai pegawai,pengusaha,karyawan,mahasiswa,pelajar atau yang tidak termasuk dalam kelompok pendatang. Kita mungkin sering berfikir negatif tentang mereka,itu karena kita tidak merasakan apa yang mereka rasakan.Sudah saatnya kita peduli kepada saudara-saudara kita yang ada di pelosok-pelosok desa yang buta akan kehidupan luar,memang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat didukung oleh pemerintah.Namun,apakah suatu hal bijaksana jika kita diam saja dan hanya mengandalkan pemerintah,tentu saja tidak.Orang-orang yang sudah bekerja dan mendapat penghasilan dapat mengumpulkan dana amal untuk bantuan sosial.Yang pengusaha,bisa menanamkan investasi di desa-desa yang potensial serta memberi lapangan pekerjaan bagi mereka yang sudah terlanjur ada di kota,bagi yang pelajar atau mahasiswa dapat mengkritik atau memberi saran kepada pemerintah sekaligus sebagai pembelajaran pribadi agar kelak sebagai generasi penerus bangsa dapat memecahkan masalah ini.Intinya,siapapun kita..kita sebaiknya tidak melupakan saudara sebangsa dan setanah air,dulu masyarakat Indonesia bersama-sama merebur kemerdekaan,maka sekarang kita harus bersama-sama mengisi kemerdekaan,dengan mewujudkan kesejahteraan bagi setiap orang seperti yang dicita-citakan oleh Bapak pendiri bangsa. (Burhan Tamyis-The Owl)